jakarta -
Pada saat pembukaan perdagangan perdana, harga saham Saratoga tertinggi
Rp 5.500 per lembar dengan frekuensi transaksi sebanyak 64 kali. Volume
perdagangan sebanyak 661 lot dengan total transaksi sebesar Rp 1
miliar. Harga saham langsung turun menjadi Rp 5.300 per lembar. Kemudian
harga saham Saratoga terus menurun hingga siang berada di level Rp
4.800 per lembar dan pada penutupan perdagangan kemarin di level Rp
4.600 per lembar.
Sandiaga mengatakan Saratoga melepaskan saham ke publik sebanyak 271,2 juta lembar atau setara dengan 10 persen dari total saham perseroan. Setelah harga penawaran dipangkas, Saratoga menargetkan dana Rp 1,49 triliun dari penawaran perdana saham kepada publik (IPO). Angka itu lebih rendah dari target sebelumnya yang sekitar Rp 2 triliun.
Direktur Saratoga, Husni Heron, mengatakan dana dari hasil IPO hanya salah satu opsi perseroan untuk meraih pendanaan. Sebab, sebelumnya perseroan telah meraih dana dari pinjaman bank. Dana dari hasil IPO akan digunakan untuk berinvestasi di tiga sektor utama, yakni konsumer, infrastruktur, dan sumber daya alam.
Presiden Direktur PT Indo Premier Securities, Moleonoto, mewakili para penjamin emisi, mengatakan pemegang saham yang masuk selama masa bookbuilding sebanyak 549 pemegang saham. "Sebanyak 90 persen merupakan investor asing dan 10 persen domestik," kata dia.
Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, menilai harga saham Saratoga yang tak sesuai harapan disebabkan oleh persepsi pelaku pasar. Nilai pricing Saratoga yang lebih tinggi dari emiten sejenis mendorong pelaku melakukan aksi jual ketimbang membeli. Apalagi rasio harga saham Saratoga terhadap laba bersih tiap sahamnya (PER) relatif rendah, membuat investor kian ragu melakukan pembelian. RIZKI PUSPITA SARI | MEGEL
Sandiaga mengatakan Saratoga melepaskan saham ke publik sebanyak 271,2 juta lembar atau setara dengan 10 persen dari total saham perseroan. Setelah harga penawaran dipangkas, Saratoga menargetkan dana Rp 1,49 triliun dari penawaran perdana saham kepada publik (IPO). Angka itu lebih rendah dari target sebelumnya yang sekitar Rp 2 triliun.
Direktur Saratoga, Husni Heron, mengatakan dana dari hasil IPO hanya salah satu opsi perseroan untuk meraih pendanaan. Sebab, sebelumnya perseroan telah meraih dana dari pinjaman bank. Dana dari hasil IPO akan digunakan untuk berinvestasi di tiga sektor utama, yakni konsumer, infrastruktur, dan sumber daya alam.
Presiden Direktur PT Indo Premier Securities, Moleonoto, mewakili para penjamin emisi, mengatakan pemegang saham yang masuk selama masa bookbuilding sebanyak 549 pemegang saham. "Sebanyak 90 persen merupakan investor asing dan 10 persen domestik," kata dia.
Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, menilai harga saham Saratoga yang tak sesuai harapan disebabkan oleh persepsi pelaku pasar. Nilai pricing Saratoga yang lebih tinggi dari emiten sejenis mendorong pelaku melakukan aksi jual ketimbang membeli. Apalagi rasio harga saham Saratoga terhadap laba bersih tiap sahamnya (PER) relatif rendah, membuat investor kian ragu melakukan pembelian. RIZKI PUSPITA SARI | MEGEL
Posting Komentar
Silakan Kometar